Sukabumi-banyakberita.com,-Dalam sebuah wawancara dengan BanyakBerita.com, Dasep Setiawan, Kepala Desa Cipurut jl gandasoli Kecamatan Cirenghas, Kabupaten Sukabumi, mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait perilaku korupsi di kalangan kepala daerah kamis 3 /10/2024
Dasep menganggap perilaku kepala daerah atau kepala desa yang merampok uang anggaran adalah hal yang wajar, mengingat besarnya modal yang dibutuhkan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan.
“Secara logika, jika mencalonkan menjadi kepala desa membutuhkan modal besar, maka setelah terpilih merampok uang anggaran itu sudah menjadi kewajiban,” kata Dasep. Ia juga mengklaim bahwa dirinya hanya menghabiskan Rp 3 juta saat mencalonkan diri sebagai kepala desa, namun tidak memungkiri bahwa praktik korupsi sering dilakukan secara berjamaah di kalangan pejabat demi melindungi satu sama lain.
Dasep pun berpendapat bahwa perilaku yang terus dilakukan, meskipun salah, pada akhirnya akan terasa benar bagi pelakunya. Ia menyebutkan bahwa banyak pejabat korup yang berencana untuk bertobat setelah pensiun.
Lebih lanjut, Dasep menawarkan solusi untuk mengatasi masalah korupsi ini dengan mengembalikan pemilihan kepala daerah kepada anggota dewan. Menurutnya, pemilihan di kembalikan kepada anggota dewan akan mengurangi anggaran yang di keluarkan negara untuk pemilu,otomatis calon juga tidak perlu modal besar jika ingin menjadi kepala daerah yang mana nantinya menurut Dasep ini akan menekan praktik korupsi juga
“Jika calon kepala daerah bermodal kecil, saya yakin korupsi tidak akan terjadi,” ujarnya
Dasep pun menambahkan,"pemilu saat ini hanya menghabiskan anggaran negara yang sangat besar dan menimbulkan gesekan di masyarakat karena beda pilihan calon dan yang lebih parahnya lagi pemilu secara langsung ini menurut nya melanggar hukum Pancasila terutama sila ke 4 ," kata Dasep
Namun, pernyataan Dasep ini menuai kekhawatiran dari warga setempat. Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya menilai bahwa meskipun Dasep terlihat sebagai sosok yang jujur dan amanah, sulit untuk mempercayainya sepenuhnya. Warga ini merujuk pada pembangunan proyek TPT (Tembok Penahan Tanah) di Gandasoli yang dinilai tidak sesuai dengan anggaran sebesar Rp 169 juta. “Rasanya tidak mungkin pembangunan TPT ini menghabiskan uang sebanyak itu,” ujar warga tersebut yang mengaku dirinya paham tentang pembangunan sambil memperlihatkan rincian rencana kerja desa cipurut
Kontroversi ini memunculkan tanda tanya besar terkait transparansi dan akuntabilitas kepemimpinan Dasep di Desa Cipurut.
Indra/dani
0 Komentar
Berkomentar dengan bijak, demi menghargai pembuat konten diatas!